Allah Ta�ala berfirman:
"jagalah shalat-shalat wajib itu dan shalat pertengahan."(al-Baqarah: 238)
Beberapa alim-ulama mengatakan bahawa yang dimaksud dengan shalat pertengahan ialah shalat Asar.
Allah Ta�ala berfirman pula:
"Jikalau mereka - orang-orang kafir - itu teiah bertaubat dan sama mendirikan shalat serta menunaikan zakat, maka lepaskanlah jalan mereka - yakni anggaplah sebagai orang mu�min yang Iain-lain." (at-Taubah: 5)
1071. Dari Ibnu Mas�ud r.a., katanya: "Saya bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Manakah amalan yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Iaitu shalat tepat pada waktunya." Saya bertanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua." Saya bertanya pula:
"Kemudian apa lagi?" Beliau s.a.w. menjawab: "Iaitu berjihad fi-sabilillah." (Muttafaq �alaih)
1072. Dari Ibnu Umar radhiallahu �anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Agama Islam itu didirikan atas lima perkara, iaitu menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Muhammad adalah pesuruh Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq �alaih)
1073. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Saya diperintah untuk memerangi para manusia, sehingga mereka itu suka menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Muhammad adalah utusan Allah, juga mendirikan shalat menunaikan zakat. Jikalau mereka telah mengerjakan yang sedemikian itu, maka terpeliharalah mereka itu daripadaku mengenai darah dan hartabenda mereka, melainkan dengan haknya Agama Islam, sedang hisab mereka adalah tergantung atas Allah." (Muttafaq �alaih)
1074. Dari Mu�az r.a., katanya: "Saya diutus oleh Rasulullah s.a.w. ke Yaman, lalu beliau s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya engkau akan mendatangi sesuatu kaum dari golongan ahlulkitab-yakni kaum Yahudi dan Nasrani, maka ajaklah mereka untuk menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya saya adalah utusan Allah. Jikalau mereka sudah taat untuk berbuat sedemikian itu, 1075. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
1076. Dari Buraidah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Ikatan perjanjian antara kita - yaitu kaum Muslimin - dan mereka - iaitu kaum munafikin - ialah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat, sungguh-sungguh kafirlah ia."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.
1077. Dari Syaqiq bin Abdullah at-Tabi�i yang sudah dimufakati -oleh para alim-ulama-tentang kebaikannya, rahimahullah,berkata: "Para sahabat Nabi maka beritahukanlah kepada mereka bahawasanya Allah itu mewajibkan kepada mereka shalat lima kali dalam sehari semalam. Jikalau mereka sudah taat untuk berbuat sedemikian itu, maka beritahukanlah pula bahawasanya Allah itu mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan sedekah - zakat - yang diambil dari golongan mereka yang kaya-kaya dan dikembalikan kepada golongan mereka yang fakir-fakir. Jikalau mereka sudah taat berbuat sedemikian, maka takutlah engkau akan harta-harta mereka yang mulia - maksudnya jangan bertindak zalim dan menganiaya. Takutlah kepada doanya orang yang dianiaya. sebab sesungguhnya saja, antara doa itu dengan Allah tidak ada lagi tabirnya - yakni doa orang yang dianiaya pasti akan dikabulkan." (Muttafaq �alaih)
Muhammad s.a.w. tidak berpendapat akan sesuatu dari sekian banyak amalan yang jikalau ditinggalkan lalu menjadikan kafir, kecuali hanya shalat saja." Yakni: jadi kalau shalat yang ditinggalkan maka dapat menyebabkan orang yang meninggalkannya itu menjadi kafir.
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dengan isnad shahih.
1078. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya pertama-tama amalan yang seseorang itu dihisab dengannya ialah shalatnya, maka jikalau baik shalatnya itu, sungguh-sungguh berbahagialah dan beruntunglah ia dan jikalau rosak, sungguh-sungguh menyesal dan merugilah ia. jikalau seseorang itu ada kekurangan dari sesuatu amalan wajibnya, maka Tuhan Azzawajalla berfirman: "Periksalah olehmu semua - hai malaikat, apakah hambaKu itu mempunyai amalan yang sunnah." Maka dengan amalan yang sunnah itulah ditutupnya kekurangan amalan wajibnya, kemudian cara memperhitungkan amalan-amalan lainnya itupun seperti cara memperhitungkan amalan shalat ini."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
Keutamaan Saf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan
Saf-saf Yang Permulaan — Yakni jangan Berdiri Di Saf Kedua Sebelum
Sempurna Saf Pertama Dan jangan Berdiri Di Saf Ketiga Sebelum Sempurna
Saf Kedua Dan Seterusnya, Serta Meratakan Saf-saf Dan Merapatkannya
1079. Dari Jabir bin Samurah radhiallahu �anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. keluar pada kita semua, lalu bersabda:
"Tidak dapatkah engkau semua berbaris sebagaimana berbaris-nya para malaikat di sisi Tuhannya?" Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah cara para malaikat itu berbaris di sisi Tuhannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Mereka menyempurnakan saf-saf permulaan - yakni tidak berdiri di saf kedua sebelum sempurnanya saf pertama dan tidak di saf ketiga sebelum sempurnanya saf kedua dan seterusnya, juga mereka itu saling rapat-merapatkan saf-saf itu." (Riwayat Muslim)
1080. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besarnya pahala azan dan menempati saf pertama, kemudian tidak dapat memperolehi jalan untuk itu melainkan dengan mengadakan undian, nescayalah mereka itu akan mengadakan undian." (Muttafaq �alaih)
1081. Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sebaik-baiknya saf bagi kaum lelaki ialah saf pertama-nya, sedang seburuk-buruknya saf bagi mereka ialah saf yang penghabisan. Adapun sebaik-baiknya saf bagi kaum wanita ialah saf penghabisan, sedang seburuk-buruknya saf bagi mereka ialah saf pertamanya." (Riwayat Muslim)
1082. Dari Abu Said r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. melihat di kalangan sahabat-sahabatnya ada kemunduran - yakni ada orang-orang yang suka berdiri di saf belakang saja, lalu beliau s.a.w. bersabda kepada mereka: "Majulah engkau semua lalu ikutilah saya dan hendaknya mengikuti engkau semua orang-orang yang se-sudahmu itu. Tidak henti-hentinya sesuatu kaum itu suka membelakang, sehingga mereka akan dibelakangkan pula oleh Allah.� Maksudnya kalau orang itu gemar membelakang dalam kemuliaan, tentu dibelakangkan oleh Allah dalam pemberian kerahmatan. (Riwayat Muslim)
1083. Dari Abu Mas�ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah mengusap bahu-bahu kita dalam shalat lalu bersabda: "Ratakanlah olehmu semua - saf-saf itu - dan jangan berselisih - seperti ada yang lebih maju atau lebih mundur, sebab hati-hatimu pun akan berselisih pula. Hendaknya mendampingi saya orang-orang yang dewasa dan yang berakal cukup di antara engkau semua itu, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya ada di bawah-nya, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya di bawah mereka lagi." (Riwayat Muslim)
1084. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ratakanlah saf-safmu semua itu, kerana sesungguhnya meratakan saf-saf itu termasuk tanda kesempurnaan shalat." (Muttafaq �alaih)
Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan:
"Kerana meratakan saf-saf itu adalah termasuk tanda didirikan-nya shalat."
1085. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Shalat telah diiqamati, kemudian Rasulullah s.a.w. menghadap kepada kita semua dengan wajahnya lalu bersabda:
"Tetaplah engkau semua mendirikan saf-safmu semua itu dan rapatkanlah saf-saf tadi, karena sesungguhnya saya ini dapat melihat engkau semua dari belakang punggungku."
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan lafaznya dan juga oleh Imam Muslim yang semakna dengan itu. Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan pula: "Seorang dari kita menempelkan bahunya dengan bahu kawannya dan juga kakinya dengan kaki kawannya -yakni amat rapat sekali."
1086. Dari an-Nu�man bin Basyir radhiallahu �anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Nescayalah engkau semua harus meratakan saf-safmu itu atau -kalau tidak suka meratakan saf-saf, maka nescayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu - yakni menjadi ummat yang suka bercerai-cerai." (Muttafaq �alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Bahawasanya Rasulullah s.a.w. itu meratakan antara saf-saf kita, sehingga seolah-olah diratakannya barisan anak panah. Demikianlah sehingga beliau meyakinkan bahawa kita semua telah mengerti benar-benar akan cara meratakan saf-saf itu. Selanjutnya pada suatu hari beliau s.a.w. keluar lalu berdiri sehingga hampir saja akan bertakbir, lalu melihat ada seorang yang dadanya menonjoh ke muka saf, kemudian beliau s.a.w. bersabda:
"Hai hamba-hamba Allah, nescayalah engkau semua harus meratakan saf-safmu atau nescayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu."
1087. Dari al-Bara� bin �Azib radhiallahu �anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. mengisikan sela-sela saf dari arah sini ke arah situ, sehingga dada-dada dan bahu-bahu kita saling mengusap - antara yang seorang dengan lainnya. Beliau s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua berselisih - yakni terlampau maju atau terlampau mundur dari saf, maka hal itu akan menyebabkan berselisihnya hati-hatimu semua." Beliau s.a.w. juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatnya menyampaikan kerahmatan pada saf-saf permulaan."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.
1088. Dari Ibnu Umar radhiallahu �anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tetaplah mendirikan saf-saf dengan rata, samakanlah letaknya antara bahu-bahu, tutuplah semua sela yang kosong dan bersikap haluslah dengan tangan saudara-saudaramu - yakni jikalau diajak maju atau mundur untuk meratakan saf-saf. Janganlah engkau semua meninggalkan kekosongan-kekosongan untuk diisi oleh syaitan. Barangsiapa yang merapatkan saf, maka Allah akan merapatkan hubungan dengannya dan barangsiapa yang memutuskan saf - yakni tidak suka mengisi mana-mana yang tampak kosong, maka Allah memutuskan hubungan dengannya."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih
1089. Dari Anas r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Rapatkanlah saf-saf mu semua, perdekatkanlah jarak antara saf-saf itu - yang sekiranya antara kedua saf itu kira-kira tiga hasta - dan samakanlah letaknya antara leher-leher. Maka demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya saya nescaya-lah dapat melihat syaitan itu masuk di sela-sela kekosongan saf, sebagaimana halnya kambing kecil."
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syarat Imam Muslim.
Alhadzaf dengan ha� muhmalah dan dzal mu�jamah yang keduanya difathahkan, lalu fa� ialah kambing kecil, hitam warnanya yang ada di Yaman.
1090. Dari Anas r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda;
"Sempurnakanlah saf yang termuka dahulu, kemudian yang ada di belakangnya itu - lalu yang ada di belakangnya lagi. Maka mana yang masih kurang rapatnya, hendaklah itu ada di saf yang ter-belakang sendiri."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan,
1091. Dari Aisyah radhiallahu �anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah dan malaikatNya menyampaikan kerahmatan pada saf-saf yang sebelah kanan."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam Muslim, tetapi di dalamnya ada seorang lelaki yang masih diperselisihkan dapatnya dipercayai oleh para ahli Hadis.
1092. Dari al-Bara� r.a., katanya: "Kita semua apabila bersembahyang di belakang Rasulullah s.a.w., maka kita semua senang kalau berada di sebelah kanannya. Beliau menghadap kepada kita dengan wajahnya, lalu saya mendengar beliau s.a.w. mengucapkan " doa - yang ertinya: "Ya Tuhan, lindungilah saya dari siksaMu pada hari Engkau menghidupkan - sesudah mati yakni pada hari kiamat -atau pada hari Engkau mengumpulkan hamba-hambaMu." (Riwayat Muslim)
1093. Dari Abu Hurairah r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pertengahkanlah imam - yakni antara ma�mum yang berdiri di sebelah kanan dan di sebelah kiri hendaklah sama banyaknya, sehingga imam itu tempatnya ada di tengah - dan tutuplah sela-sela yang kosong." (Riwayat Abu Dawud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar