Translate

keistimewaan Nabi Muhammad dibanding Nabi Sebelumnya

Keutamaan Kanjeng Nabi SAW :
- Beliau bergelar "khotamun nabiyyin" nabi terakhir
- Beliau adalah nabi pertama yang dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat
- Beliau adalah nabi yang pertama mengetuk pintu surga
- Beliau adalah nabi yang pertama mensyafa'ati dan disyafa'ati
- Umat beliau adalah sebaik baik umat dibandingkan dengan umat nabi lain,
- Mu'jizat beliau tetap ada dan terjaga, yakni Al-Qur'an
- Umat beliau dimulyakan dengan syafa'at istimewa
- Beliau SAW diutus untuk seuruh alam


Larangan Menghina Sahabat Rosululloh

AL HABIB ZEIN BIN SMITH BERKATA;

JANGAN KALIAN CELA SAHABAT-SAHABAT RASULULLAH

Telah bersabda Baginda nabi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : "Jangan kalian mencela Sahabat-sahabat ku"

Wahai saudara-saudaraku seislam -semuga Allah melindungi kalian, melindungi hati kalian dari buruknya aqidah, dan anugerahi kalian kecintaan yang sempurna, Adab, dan mengikuti jejak baginda Rasulullah dan ahli baytnya serta para sahabat-sahabat nya yang mulia

Sesungguhnya Para ulama dan lain nya dari Ahli bayt yang di berkahi dari pemimpin Al-alawiyyin dan lain nya mengingkari terhadap orang yang ikut campur dan ikut-ikutan mencela keadaan para sahabat-sahabat Rasulillah shallallahu alaihi wa sallam, merendahkan kehormatan nya, berlaku kurang ajar dengan mengunggulkan sebagian di atas sebagian yang lain, menyelisih dari apa yang telah di sepakati oleh Ummat islam dari kalangan Ahlu sunnah wal jamaah dan para pembesar ulama' nya serta para orang-orang shalih nya.

sesungguhnya Orang yang membicarakan hak-hak para sahabat tanpa sopan santun, tanpa memuliakan, mengingkari hak-hak mereka, menyalahkan dan memandang kepada kesalahan dan kekeliruan nya, lepas lidah dalam merendahkan kehormatan nya, maka pelakunya adalah terhalang dan di benci , sungguh dia adalah orang yang binasa dalam agama nya, kurang Akal, tidak punya akhlak, cukuplah Allah membalas dari perbuatan nya itu, dia adalah pemilik hawa nafsu dan kedunguan, Allah butakan mata hatinya

apakah dia tidak tahu bahwa Allah mengangkat derajat para sahabat, laki-laki maupun perempuan, Allah muliakan mereka serta Allah ampunkan mereka, dan sesungguhnya Allah pilih mereka untuk mendampingi dan menjadi sahabat-sahabat nabi nya, sesungguhnya Baginda rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidaklah wafat melainkan beliau telah ridha terhadap para sahabat-sahabat kesemuanya. mereka semua adalah adil, Bahkan jika terjadi perselisihan di antara mereka tidak mengurangi sedikitpun keadilan dan keimanan mereka. mereka tidaklah sama seperti yang lain nya (selain para sahabat) Oleh itu fahamilah semuga Allah memberimu hidayah.

Betapa banyak Hadist-hadist yang mulia datang dari baginda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, mendorong dan menunjukkan kepada kita untuk bersikap sopan (beradab) kepada para sahabat, memuliakan dan menghormati mereka, di antara nya adalah hadist sebagai berikut :
bersabda Baginda Rasulillah shallallahu alaihi wa sallam:

الله الله في أصحابي لا تتخذوهم غرضاً بعدي

Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah mengenai sahabat-sahabatku. Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran caci-maki sesudah aku tiada.

dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda :

أصحابي كالنجوم الزهر بأيهم إقتديتم إهتديتم

Sahabatku bagai bintang-bintang, kepada siapapun kalian ikut, niscaya kalian akan mendapat petunjuk

mayoritas Ulama' dan para cendikiawan Ulama Islam, pemilik madzhab yang empat, Pembawa ilmu dan Ahli menguasai ilmu nya, dengan Pasti mereka beri'tiqad, bahwa Para sahabat saling ridha di antara mereka, bersepakat atas keridhaan dari mereka tanpa mengesampingkan, tanpa katakutan, atau lari, atau melanggar ketetapan . bahkan dalam hal yang demikian secara nyata mereka satu hati, bersaudara di antara mereka Radhiyallahu anhum wa ardhaahum

Oleh karena nya tidak dapat di terima orang yang menentang, dan mencela para sahabat dan tak dapat di benarkan. Jangan kau pedulikan kata-kata nya sebab tak ada hujjah baginya, tak ada ketetapan di sebabkan menyelisih dari mayoritas Ulama ahlu sunnah wal jamaah, bahkan Hujjahnya Rancu, ucapan nya omong kosong tidak dapat di sahkan dan tak ada dalil

Dan sesungguhnya Urutan nya dalam khilafah adalah berdasarkan kesepakatan ijma' di antara para sahabat Radhiyallahu anhum, Urutan ini adalah merupakan urutan mereka dalam keutamaan. di samping itu setiap dari mereka mempunyai keistimewaan yang tidak di miliki satu sama lain sebagaimana yang telah di katakan Oleh para ulama' " Keistimewaan tidak menunjukkan atas keutamaan"

ini semua berdasarkan kesepakatan Ijma' Ahlu sunnah wal jamaah dan Para ulama Ummat muhammad, dan orang yang nyeleneh dan menyelisih dari mayoritas ulama tidaklah di anggap

sebagaimana yang telah di sebutkan di dalam hadist, detik-detik kewafatan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, saat beliau berkata kepada ahli baytnya :

مرو أبا بكر فليصل بالناس ، قال أحد الصحابة قيل هو سيدنا علي كرم الله وجه قال : رضينا لدنيانا ما رضيه رسول الله لديننا

Perintahkan abu bakar untuk menjadi imam shalat, berkata salah seorang sahabat, di katakan (bahwa salah seorang sahabat tersebut) dia adalah Sayyidina Ali karramallahu wajhah, beliau berkata " kami ridha kepada Abu Bakar dalam masalah dunia, sepertimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah ridha kepadanya dalam masalah agama”

berkata para ahli ilmu yang menguasai Ilmunya :
sesungguhnya kedudukan sahabat itu adalah kedudukan yang amat mulia, seseorang tidak akan sampai kepada tingkatan kemuliaan tersebut walau dengan segala usaha dan upaya kebaikan yang ia lakukan, bahkan walau ia sampai kepada tingkatan ilmu yang tinggi sekalipun. sebab kedudukan para sahabat itu adalah pemberian dari Allah sehingga mereka bisa duduk bersama Rasulullah, dapat memandang Rasulullah, keistimewaan ini Allah khususkan di berikan kepada para sahabat yang tidak di berikan kepada orang lain, mereka inilah yang penolong Rasulullah, mencintai Rasulullah dan Rasulullah pun mencintai mereka, Shalawatu rabbi wa salamuhu alaihi. Oleh karena itu maka wajib beradab kepada mereka dengan Adab sopan santun yang tinggi, Harus berbaik sangka kepada mereka, dan didiklah anak-anak mu dalam beradab kepada para sahabat.

Perbedaan yang terjadi di antara mereka adalah perbedaan Luarnya saja yang tidak mengoncang keimanan dan persaudaraan dalam hati mereka. Allah lah yang menjadi hakim di antara mereka, dan yang mengetahui perkara mereka serta yang menjadi pemutus di antara mereka subhanahu wa ta'ala

Adapun kita wahai kaum muslimin, beradab (berlaku sopan santun) kepada mereka mengikuti dan mencontohi mereka adalah merupakan kewajiban bagi kita. Tidak boleh bagi siapa saja mencela, dan bersikap fanatik dalam perbedaan yang terjadi di antara para sahabat. malahan tidak boleh mengungguli sebagian di atas sebagian yang lain dengan menyalahkan sebagian sahabat yang lain. (dengan begitu mereka mengira mencintai dan membelanya, padahal hal yang demikian adalah salah dan keliru)

keutamaan-keutamaan para sahabat , para sahabat pun telah sepakat atas itu, dan para salaful ummah dan Ulama Pilihan telah dahulu menetapkan nya. Kita hanya wajib mengikuti, mengambil berjalan di atas apa yang telah di tempuh Oleh ummat muhammad

Hakikat mahabbah itu adalah dengan It-tiba' (mengikuti nabi) dan bukan dengan cara Ibtida' (melakukan perbuatan Bid'ah)

Berkata Al-imam Al-haddad

وآية حب الله منا اتباعه ... به وعد الغفران بعد المحبة
ومن يطع الهادي أطاع إلهه ... ومن يعصه يعصي الإله ويُمقت
ومن بايع المختار بايع ربه ... يد الله من فوق الأيادي الوفية
وآل رسول الله بيتٌ مطهرٌ ... محبتهم مفروضة كالمودة
هم الحاملون السر بعد نبيهم ... ووراثه أكرم بها من وراثة
وأصحابه الغر الكرام أئمة ..... مهاجرهم والقائمون بنصرة
نجوم الهدى أهل الفضائل والندى ... لقد أحسنوا في حملِ كل أمانة
أولئك قومٌ قد هدى الله فاقتده ... بهم واستقم والزم ولا تتلفت
ولا تعد عنهم إنهم مطلع الهدى ... وهم بلغوا علم الكتاب وسنة
فذو القدح فيهم هادم أصل دينه ... ومقتحمٌ في لُجِ زيغٍ وبدعة
فما بعد هدي المصطفى وصحابه ... هدىً ليس بعد الحق إلا الضلالة

Tanda-tanda cinta kita itu adalah dengan mengikuti sunnah nabi, dengan Begitu Allah menjanjikan pengampunan setelah kecintaan

orang yang mena'ati si pemberi petunjuk maka berarti ia telah mena'ati Tuhan nya. dan orang yang mendurhakai si pemberi petunjuk berarti ia telah mendurhakai Tuhan dan dia di benci.

Orang yang berbaiat kepada Al-mukhtar (Muhammad) maka ia telah berbaiat kepada tuhan nya. Tangan Allah itu berada di atas tangan-tangan yang memenuhi baiat.

Keluarga Rasul itu adalah keluarga yang di sucikan, mencintainya adalah kewajiban, sepertimana berkasih sayang.

merekalah pembawa rahasia setelah kenabian, pewaris nya adalah lebih mulia daripada pewaris yang lain.

Para sahabatnya adalah terkemuka lagi mulia, menjadi pemimpin, yang berhijrah dan yang menjadi pembela .

bintang petunjuk, pemilik keutamaan dan pemurah, sungguh mereka terbaik dalam membawa segala amanah.

merekalah kaum yang telah di beri petunjuk Allah, Oleh itu contohilah mereka, istiqamahlah, tetap bersama mereka dan jangan menoleh.

tak dapat di kira, sungguh mereka sumber petunjuk, mereka telah sampai kepada Ilmu Kitab dan As-sunnah.

Orang yang mencela mereka adalah orang yang merobohkan sumber agamanya, menceburkan dirinya kedalam lembah kesesatan dan kebid'ahan

tidak ada petunjuk setelah petunjuk Al-musthofa dan para sahabatnya dan tidak ada setelah kebenaran melainkan kesesatan.

Barangsiapa yang bersikap Sopan kepada Ahli bayt Rasulillah beserta para sahabat-sahabat nya niscaya Allah kumpulkan ia bersama mereka , Allah angkat derajatnya, di dunia maupun di akhirat. sebagaimana yang telah di sebutkan di dalam hadist " Eangkau di kumpulkan bersama orang yang engkau cintai "

dan barangsiapa yang bersikap kurang ajar maka di khawatirkan mati dalam keadaan buruk akhirnya, sebagaimana yang telah terjadi terhadap beberapa orang yang membenci , dan Allah timpakan kepadanya bala' siksa dan kehina'an.

Semuga Allah lindungi kita dan putra-putri kita dari hal yang demikian, dan Allah pelihara kita dari kejahatan yang membinasakan, Semuga Allah anugerahi kita kecintaan kepada ahlu bayt dan para sahabat Rasul, menjadi pembela mereka dan mengikuti jejak mereka.

Barangsiapa menjalin persahabatan dgn satu orang karena Allah, maka Allah akan mengangkat satu derajat untuknya di Syurga

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa menjalin persahabatan dgn satu orang karena Allah, maka Allah akan mengangkat satu derajat untuknya di Syurga" (HR. Ibnu Abi Dunya dan Ad-Dailami)

Suatu hari sayidina Lukman Alhakim pernah menasehati anaknya tentang persahabatan ;

"Wahai anakku, bergaullah dgn kawan yg baik & tulus..!!

Perumpamaan kawan yg baik seperti Pohon, yg jk kau duduk di bawahnya ia dapat menaungimu, jika kau mengambil buahnya dapat kau makan & jika ia tak bermanfaat untukmu, ia juga tak akan membahayakanmu.."

Sebaik2 kawan ialah kawan yg senantiasa mengingatkan kita dlm kebaikan.

Allah itu baik tidak menerima kecuali yang baik

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : 
"Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan.(Riwayat Muslim).

Dari hadits diatas kita mendapatkan pelajaran dan pengajaran :

1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.

2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.

3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.

4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.

5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.

6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.

7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.

8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.

9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.

10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.

Istiqomah memang sulit namun tetaplah berusaha … semoga Allah memberikn husnul khatimah kepada kita.. Berbekallah, dan sebaik-baiknya bekal adalah taqwa ..

larangan Memaki/menghina sembahan Orang Kafir Karena Mereka akan membalas Menghina

Allah telah melarang kaum muslimin untuk memaki berhala-berhala kaum musyrikin, lewat firmanNya:

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS. al-An`am:108)

Abdurrazaq, Abd ibn Hamid, Ibn Jarir, Ibnu al-Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Abu asy-Syaikh meriwayatkan dari Qatadah bahwa Rasulullah saw. Berkata: “Awalnya Kaum muslimin memaki berhala-berhala orang kafir. Akhirnya mereka memaki Allah. Lalu turunlah ayat 108 surat al-An'am di atas. Peristiwa inilah yang menjadi latar belakang turunnya ayat tersebut. Berarti ayat tersebut melarang dengan keras kaum mu’minin untuk melontarkan kalimat yang bernada merendahkan terhadap batu-batu yang disembah oleh kaum paganis di Makkah.

Karena melontarkan kalimat seperti itu mengakibatkan kemurkaan kaum paganis karena membela bebatuan yang mereka yakini dari lubuk hati paling dalam sebagai tuhan yang memberi manfaat dan menolak bahaya. Jika mereka emosi maka akan balik memaki Tuhan kaum muslimin, Allah swt. dan melecehkanNya dengan berbagai kekurangan padahal Dia bebas dari segala kekurangan. Jika mereka meyakini dengan sebenarnya bahwa penyembahan kepada berhala sekedar untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. niscaya mereka tidak akan berani memaki Allah swt. untuk membalas orang yang memaki tuhan-tuhan mereka.

Fakta ini menunjukkan dengan jelas bahwa keberadaaan Allah swt. dalam hati mereka jauh lebih sedikit dari pada keberadaaan bebatuan yang disembah. Ayat lain yang menunjukkan ketidakjujuran orang kafir adalah

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

"Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Luqman:25)

Bila orang-orang kafir meyakini dengan jujur bahwa hanya Allah swt. Sang Pencipta dan bahwa berhala-berhala itu tidak mampu menciptakan apa-apa niscaya mereka akan menyembah Allah swt. semata, tidak menyembah berhala atau minimal penghormatan mereka terhadap Allah swt. melebihi penghormatan kepada patung-patung dari batu tersebut. Apakah jawaban mereka dalam ayat ini relevan dengan makian mereka terhadap Allah swt. sebagai bentuk pembelaan terhadap berhala-berhala mereka dan pelampiasan dendam terhadap Allah swt? Secara spontan kita akan menjawab sampai kapanpun hal ini tidak relevan. Ayat di atas bukanlah satu-satunya ayat yang menunjukkan bahwa di mata mereka Allah swt. lebih rendah dari patung-patung yang mereka sembah.

Banyak ayat senada seperti :

وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

"Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu." (QS. al-An`am:136)

Seandainya di mata mereka Allah swt. tidak lebih rendah dibanding patung-patung tersebut maka mereka tidak akan mengunggulkannya dalam bentuk seperti yang diceritakan ayat ini dan tidak layak mendapat vonis
" سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ " .
Salah satu ungkapan yang masuk kategori di atas adalah perkataan Abu Sufyan sebelum masuk Islam, “Mulialah engkau wahai Hubal!” sebagaimana riwayat al-Bukhari. Pujian ini dialamatkan kepada berhala mereka yang bernama Hubal agar dalam kondisi kritis mampu mengatasi Allah Tuhan langit dan bumi serta agar ia dan pasukannya mampu mengalahkan tentara mukmin yang hendak menghancurkan berhala-berhala mereka. Ini adalah gambaran dari sikap orang musyrik menyangkut berhala dan Allah swt.

Pengertian bahwa penghormatan bukan berarti penyembahan terhadap obyek yang dihormati harus dipahami dengan baik karena banyak orang tidak memahaminya dengan benar lalu membangun persepsi-persepsi yang sesuai dengan pemahamannya.

Apakah tidak engkau perhatikan ketika Allah swt. menyuruh kaum muslimin menghadap Ka’bah saat shalat, mereka menyembah menghadapnya dan menjadikannya sebagai kiblat? Tetapi Ka’bah bukanlah obyek penyembahan. Mencium Hajar Aswad adalah penghambaan kepada Allah swt. dan mengikuti Nabi saw. Seandainya ada kaum muslimin yang berniat menyembah Ka’bah dan Hajar Aswad niscaya mereka menjadi musyrik sebagaimana para penyembah berhala. Perantara (mediator/ wasithah) adalah sesuatu yang harus ada.

Eksistensinya bukanlah sebagai bentuk kemusyrikan. Tidak semua orang yang menggunakan mediator antara dirinya dan Allah swt. dipandang musyrik. Jika semua dianggap musyrik niscaya semua orang dikategorikan musyrik karena segala urusan mereka didasarkan atas eksistensi mediator. Nabi Muhammad saw. menerima al-Qur’an via Jibril dan Jibril adalah mediator beliau.

Sedang Nabi saw. adalah mediator besar bagi para sahabat. Ketika mengalami problem yang berat mereka datang dan mengadukannya kepada beliau dan menjadikannya sebagai mediator menuju Allah swt. Mereka memohon doa kepada beliau dan beliau tidak menjawab, “Kalian telah musyrik dan kafir karena tidak boleh mengadu dan memohon kepada saya. Kalian harus datang, berdoa dan memohon sendiri karena Allah lebih dekat dengan kalian dari pada saya”. Nabi saw. tidak pernah berkata demikian. Beliau malah berdiam dan dan memohon pada saat di mana mereka mengatahui bahwa Pemberi Sejati adalah Allah swt. dan yang mencegah, melimpahkan dan pemberi rizqi juga Allah swt. Mereka juga tahu bahwa beliau saw. memberi atas izin dan karunia Allah swt.

Beliaulah yang mengatakan, ”Saya adalah pembagi dan Allah adalah pemberi”. Berangkat dari pengertian bahwa penghormatan bukan berarti penyembahan terhadap obyek yang dihormati ini maka jelas diperbolehkan menetapkan manusia biasa manapun bahwa ia telah mengatasi kesulitan dan mencukupi kebutuhan dengan pengertian bahwa ia adalah mediator dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kalau manusia biasa bisa berperan seperti ini maka bagaimana dengan Nabi Muhammad saw. yang notabene junjungan mulia, Nabi Agung, makhluk termulia dunia akhirat , junjungan jin dan manusia serta makhluk Allah swt. paling utama secara mutlak? Bukankah beliau pernah bersabda: "Barangsiapa membantu mengatasi satu dari banyak kesulitan seorang mu’min di dunia, maka Allah akan melepaskannya kesusahan pada hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka orang mu’min adalah orang yang mengatasi segala kesulitan. Bukankah beliau juga bersabda: "Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya maka saya akan berdiri di dekat timbangan amalnya. Jika timbangan amal baik itu lebih berat maka akubiarkan, jika tidak maka aku akan memberinya syafaat? Maka orang mu’min adalah orang yang mencukupi segala kebutuhan."

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ لهُ

"Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya." "Sesungguhnya Allah memiliki para makhluk yang didatangi banyak orang untuk memenuhi kebutuhan mereka."

وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

"Allah senantiasa membantu hamba-Nya sepanjang ia membantu saudaranya."

مَنْ أَغَاثَ مَلْهُوفًا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ ثَلاَثَةً وَسَبْعِينَ حَسَنَةً

"Siapapun yang menolong orang teraniaya maka Allah akan menulis baginya 73 kebaikan." (HR. Abu Ya’la, al-Bazzar dan al-Baihaqi)

Dalam konteks ini orang mu’min adalah yang mengatasi, membantu, menolong, menutupi dan yang menjadi tempat pengaduan meskipun sesungguhnya pelaku sejatinya adalah Allah swt. Namun berhubung ia adalah mediator dalam menangani masalah-masalah tersebut maka sah menisbatkan tindakan-tindakan tersebut kepadanya.

Dalam koleksi hadits-hadits Rasulullah saw. terdapat banyak hadits yang menjelaskan bahwa Allah swt. menghindarkan siksaan dari penduduk bumi berkat orang-orang yang beristighfar dan mereka yang rajin menghidupkan masjid dan Dia juga memberi rizqi, menolong dan menjauhkan musibah dan tenggelam dari penduduk bumi berkat mereka. Ath-Thabrani dalam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam as-Sunan meriwayatkan dari Mani’ ad-Dailami ra. bahwa ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: “Jikalau tiada para hamba Allah yang sholat, para bayi yang menyusui dan binatang yang merumput niscaya adzab akan diturunkan dan orang-orang yang terkena adzab itu akan dihancurkan”.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Sa’d ibn Abi Waqqash ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ ؟

”Bukankah kalian mendapat kemenangan dan rizki hanya karena orang-orang lemah kalian”.

At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits yang dikategorikan shahih oleh al-Hakim dari Anas ra. bahwa Nabi saw. bersabda:

لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ

”Barangkali kamu mendapat rizqi berkat saudaramu”.

Dari Abdullah ibn Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: ”Sesungguhnya Allah memiliki para makhluk yang Dia ciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Orang-orang datang kepada mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Mereka dalah orang-orang yang aman dari adzab Allah”.(HR. Thabrani dalam al-Kabiir, Abu Nu’aim dan al-Qudlo’i dengan status Hasan) Dari Abdillah ibn Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda : ”Sesungguhnya Allah swt, sebab keshalihan seorang laki-laki muslim akan membuat anak, cucu, warga desanya dan desa-desa sekitarnya menjadi shalih dan mereka senantiasa berada dalam lindungan Allah sepanjang laki-laki shalih itu tinggal bersama mereka”.

Diriwayatkan oleh Ibn Jarir dalam tafsirnya:2341 dan an-Nasa’i dalam al-Mawa’idz dari as-Sunan al-Kubra sebagaimana keterangan dalam at-Tuhfah:13/380. Para perawi hadits ini sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Shahih al-Bukhari dan al-Muslim selain guru an-Nasa’i yang dikategorikan tsiqah dan wa fihi kalamun.

Dari Ibnu ‘Umar ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: ”Sesungguhnya Allah menghindarkan bala’ berkat seorang laki-laki shalih, seratus keluarga dari tetangganya,”.

Lalu Ibn ‘Umar mengutip firman Allah swt.: "Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam." (HR. Thabrani). Dari Tsauban seraya memarfu’kan hadits berkata: ”Di tengah kalian senantiasa ada 7 orang wali di mana berkat mereka kalian diberi pertolongan, hujan dan rizki sampai tiba hari kiamat”.

Dari ‘Ubadah ibn Shamit ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

الأبدال فى أمتى ثلاثون بهم تقوم الأرض وبهم يُمطرون وبهم يُنصرون ”

Wali badal (Abdaal) dalam ummatku ada 30. Berkat mereka kalian diberi hujan dan mendapat pertolongan”.

Qatadah berkata:

إِنِّي لأَرْجُو أَنْ يَكُونَ الْحَسَنِ مِنْهُمْ

”Sungguh saya berharap Hasan al-Bashri termasuk mereka”. (HR. Thabrani).

Empat hadits di atas disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat: "Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam." (QS. al-Baqarah:251). Ayat ini layak dijadikan argumen dan dari keempatnya status hadits menjadi shahih.

Dari Anas ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: ”Bumi tidak akan sepi dari 40 laki-laki seperti Khalilurrahman Ibrahim as. Berkat mereka kalian disirami hujan dan diberi pertolongan. Jika salah seorang meninggal maka Allah akan menggantinya dengan orang lain.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath dan isnad-isnad hadits ini hasan. Majma’ az-Zawaid:2/62).

= Prof. DR. Al-'Alim Al-'Allamah Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Bin Abdul Aziz Al-Maliki Al-Hasani =
dalam Kitab Mafahim Yajibu An Tushohhah

Keteguhan Imam Ahmad

Beliau adalah orang paling alim di Irak pada masanya. Meski sudah menjadi Imam bagi umat islam tapi tidak menghentikan kebiasaan beliau yang sering mendatangi para ulama untuk menanyakan hadits atau masalah masalah fikih yang sangat kompleks. Pernah seseorang bertanya kepadanya mengapa ia masih saja mendatangi ulama ulama yang lain padahal ia telah menempati kedudukan yang tinggi dalam bidang pemahaman tentang agama. Dengan tawadhu ia menjawab bahwa ia akan senatiasa bersama tinta  untuk menemaninya dalam menulis pelajaran hingga masuk ke liang lahat. Itulah sosok Imam Ahmad rahimahullah. Beliau lahir dan besar di kota Baghdad. Lahir pada tahun 164 hijriyah dari rahim seorang wanita yang sangat mencintai Al Qur’an.
Masa kecil dilalui oleh Imam Ahmad dalam keadaan miskin dan hidup penuh kekurangan dalam hal materi. Tapi berkat didikan sang ibu yang sangat mencintai Al Qur’an maka jadilah Imam Ahmad seorang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, mencintai kebaikan dan mencintai kebenaran. Meski hidup tidak bergelimang dinar dan dirham tapi tidak mengurungkan niatnya untuk selalu mendatangi para ulama. Bekal perjalanan untuk menuntut ilmu tidaklah sedikit tapi Imam Ahmad pandai mengatur keuangan sehingga bekal yang sedikit bisa dipakai untuk perjalanan yang jauh dan juga melelahkan. Hidup sederhana, sifat wara’ dan qona’ah telah menjadi perhiasaan kehidupan sehari hari Sang Imam.
Beliau menuntut ilmu dari banyak guru yang terkenal dan ahli di bidangnya. Misalnya dari kalangan ahli hadits adalah Yahya bin Sa’id al Qathan, Abdurrahman bin Mahdi, Yazid bin Harun, Sufyan bin Uyainah dan Abu Dawud ath Thayalisi. Dari kalangan ahli fiqh adalah Waki’ bin Jarah, Muhammad bin Idris asy Syafi’i dan Abu Yusuf. Dalam ilmu hadits, beliau mampu menghafal sejuta hadits bersama sanad dan hal ikhwal perawinya.
Meskipun Imam Ahmad seorang yang kekurangan, namun beliau sangat memelihara kehormatan dirinya. Bahkan dalam keadaan tersebut, beliau senantiasa berusaha membantu dan menolong mereka yang kesusahan. Beliau tidak pernah gusar hatinya untuk mendermakan sesuatu yang dimiliki satu-satunya pada hari itu. Sungguh kebersihan hatinya mampu terpancar dari sikap dan tutur katanya Bersih hatinya dari segala macam pengaruh kebendaan serta menyibukkan diri dengan dzikir dan membaca Al Qur’an atau menghabiskan seluruh usianya untuk membersihkan agama dan mengikisnya dari kotoran-kotoran bid’ah dan pikiran-pikiran yang sesat. Demikian sibuknya Imam Ahmad dalam bergelut dengan ilmu, dakwah dan tarbiyah hingga baru bisa menikah pada usia 40 tahun. Sungguh beliau telah mendermakan waktu yang tidak sedikit demi berkhidmat kepada umat.
Salah satu karya besar beliau adalah Al Musnad yang memuat empat puluh ribu hadits. Kitab hadits inisering dinukil oleh para ulama setelahnya atau pengarang buku saat ini. Begitu popular karya monumentalini sehingga layak dijadikan hujjah, karya tersebut juga mendapat pengakuan yang hebat dari para ahli hadits.
Dimasa hidup Imam Ahmad telah berkembang paham akidah Muktazilah dan berbagai paham filsafat yang menyimpang. Ujian dan fitnah ini telah merongrong akidah umat islam dan bahayanya sangat besar bagi keberlangsungan akidah yang murni dan lurus. Kaum Muktazilah melontarkan paham yang sesat bahwa Al Qur’an adalah makhluk. Paham ini berkembang meluas hingga berhasil menembus dinding istana. Dan Khalifah Al Makmun berhasil diyakinkan oleh kaum Muktazilah tentang paham mereka. Mengahadapi tantangan besar ini Imam Ahmad maju kehadapan Khalifah dan berkata dengan tegas bahwa Al Qur’an itu bukan makhluk. Akibat pertentangan sengit ini menjadikan Imam Ahmad dijebloskan kepenjara. Beliau berada di penjara selama tiga periode kekhlifahan yaitu al Makmun, al Mu’tashim dan terakhir al Watsiq. Setelah al Watsiq tiada, diganti oleh al Mutawakkil yang arif dan bijaksana dan Imam Ahmad pun dibebaskan.
Imam Ahmad lama mendekam dalam penjara dan dikucilkan dari masyarakat, namun berkat keteguhan dan kesabarannya selain mendapat penghargaan dari sultan juga memperoleh keharuman atas namanya. Ajarannya makin banyak diikuti orang dan madzabnya tersebar di seputar Irak dan Syam. Tidak lama kemudian beliau meninggal karena rasa sakit dan luka yang dibawanya dari penjara semakin parah dan memburuk. Beliau wafat pada 12 Rabi’ul Awwal 241 H (855). Pada hari itu tidak kurang dari 130.000 Muslimin yang hendak menshalatkannya dan 10.000 orang Yahudi dan Nashrani yang masuk Islam. Menurut sejarah belum pernah terjadi jenazah dishalatkan orang sebanyak itu kecuali Ibnu Taimiyah dan Ahmad bin Hanbal. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat atas keduanya. Amin

Kesederhanaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Ketika mendengar suaminya menjadi khafilah baru, Fatimah sangat terkejut. Namun ia lebih terkejut ketika tahu kalau suaminya itu dikabarkan menolak segala fasilitas istana.
Umar bin Abdul Aziz memilih menunggang keledai untuk kendaraan sehari-hari, membatalkan acara pelantikan dirinya sebagai khalifah yang akan diadakan besar-besaran dan penuh kemewahan.
Sungguh Fatimah heran dan tidak percaya mendengar berita tersebut karena ia sangat mengenal siapa suaminya. Sosok yang sangat identik dengan kemewahan hidup mengapa secara tiba-tiba ia hendak berpaling dari kemewahan, padahal tampuk kekuasaan kaum muslimin baru saja di anugerahkan kepadanya?
Keterkejutannya semakin bertambah tatkala melihat suaminya pulang dari dari kota Damaskus, tempat ia dilantik sebagai khalifah umat islam. Suaminya terlihat lebih tua tiga tahun dibandungkan tiga hari yang lalu tatkala ia berangkat ke kota Damaskus. Wajahnya terlihat sangat letih, tubuhnya gemetaran dan layu karena menanggung beban yang teramat berat.
Dengan suara lirih Umar bin Abdul Aziz berkata dengan lembut dan penuh kasih-sayang kepada sang isteri tercinta, “Fatimah, isteriku…! Bukankah engkau telah tahu apa yang menimpaku? Beban yang teramat dipikulkan kepundakku, menjadi nakhoda bahtera yang dipenuhi, ditumpangi oleh umat Muhammad SAW. Tugas ini benar-benar menyita waktuku hingga hakku  terhadapmu akan terabaikan. Aku khawatir kelak engkau akan meninggalkanku apabila aku akan menjalani hidupku yang baru, padahal aku tidak ingin berpisah denganmu hingga ajal menjemputku.”
“Lalu, apa yang akan engkau lakukan sekarang?” tanya Fatimah.
“Fatimah…! Engkau tahu bukan, bahwa semua harta, fasilitas yang ada ditangan kita berasal dari umat Islam, aku ingin mengembalikan harta tersebut ke baitul mal, tanpa tersisa sedikitpun kecuali sebidang tanah yang kubeli dari hasil gajiku sebagai pegawai, disebidang tanah itu kelak akan kita bangun tempat berteduh kita dan aku hidup dari sebidang tanah tersebut. Maka jika engkau tidak sanggup dan tidak sabar terhadap rencana perjalanan hidupku yang akan penuh kekurangan dan penderitaan maka berterus-teranglah, dan sebaiknya engkau kembali ke orang tuamu!” jawab Umar bin Abdul Aziz.
Fatimah kembali bertanya,”Ya suamiku…apa yang sebenarnya membuat engkau berubah sedemikian rupa?”
“Aku memiliki jiwa yang tidak pernah puas, setiap yang kuinginkan selalu dapat kucapai, tetapi aku menginginkan sesuatu yang lebih baik lagi yang tidak ternilai dengan apapun juga yakni surga, surga adalah impian terakhirku,” jawab Umar bin Abdul Aziz lagi.
Aneh. Fatimah yang notabene merupakan wanita yang terbiasa hidup mewah, dengan fasilitas yang disediakan dan pelayanan yang super maksimal, tidak kecewa mendengar keputusan suaminya ia. Ia tidak menunjukan kekesalan dan keputus asaan. Justeru dengan suara yang tegar, mantap ia menegaskan, “Suamiku…! Lakukanlah yang menjadi keinginanmu dan aku akan setia disisimu baik dikala susah atau senang hinga maut memisahkan kita.”
Fatimah merupakan satu-satunya anak perempuan dari lima bersaudara putra khalifah daulah Abbasyiah yang bernama Abdul Malik bin Marwan. Layaknya putri raja, fatimah pun mendapatkan kehormatan dan segala fasilitas yang mewah, hidup dengan penuh kasih sayang dan dimanja oleh kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Kebahagiannya menjadi sempurna dengan dipersunting oleh seorang lelaki yang terbaik pada zamannya, dari keluarga yang terhormat yang bernama Umar bin Abdul Aziz, yang hidup penuh dengan keglamoran dan kemewahan meskipun demikian ia merupakan sosok yang relegius dan sangat amanah.
Fatimah yang agung itu menjadi pendukung pertama gerakan perubahan yang akan dilakukan oleh suaminya yakni gerakan kesederhanan para pemimpin dalam kehidupan, demi bakti dan keridaan sang suami yang tercinta. Ia rela meninggalkan kemewahan hidup yang selama ini dinikmatinya, semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran, keikhlasan atas pondasi keimanan yang kuat.
Di rumahnya yang baru, Fatimah hidup dengan penuh kesederhanaan. Pakaian yang dikenakan, makanan yang disantap tanpa ada kemewahan dan kelezatan semuanya tidak jauh dengan rakyat biasa padahal status yang mereka sandang adalah raja dan ratu seluruh umat Islam masa itu.
Begitu sederhananya konsep kehidupan yang mereka terapkan, orang yang belum mengenal tidak menyangka bahwa mereka adalah pasangan penguasa umat islam kala itu. Diceritakan, suatu hari datanglah wanita Mesir untuk menemui khalifah di rumahnya. Sesampai di rumah yang ditunjukkan, ia melihat seorang wanita yang cantik dengan pakaian yang sederhana sedang memperhatikan seseorang yang sedang memperbaiki pagar rumah yang  dalam kondisi rusak.
Setelah berkenalan si wanita Mesir baru sadar bahwa wanita tersebut adalah Fatimah, isteri sang Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz. Tamu itu pun menanyakan sesuatu hal, “Ya Sayyidati…, mengapa engkau tidak menutup auratmu dari orang yang sedang memperbaiki pagar rumah engkau?” Seraya tersenyum Fatimah menjawab, “Dia adalah amirul mukminin Umar bin Abdul Aziz yang sedang engkau cari.
(muslimahzone.com)
Share

Kisah Arnold, Pendeta Yang Telah Memurtadkan 1000 orang umat islam yang Akhirnya Masuk Islam

sumber :http://kisahislami.com/jonathan-arnold-pendeta-yang-masuk-islam-setelah-memurtadkan-1000-orang-lebih/
Jonathan Arnold lahir dikota Malang, Jawa Timur, anak seorang anggota militer AD. Sebagai seorang kristiani yang ditokohkan, ayah Arnold termasuk yang sangat tidak bersahabat dengan umat Islam. Arnold masih ingat betapa hebat orang tuanya menanamkan kebencian-kebencian dalam hatinya terhadap Islam. Menurut penuturan ibunya, hal itu bermula dari tingkah laku oknum-oknum orang Islam yang banyak membuat sakit hati ayahnya*.
(*IM comment : seandainya orang muslim berbuat baik pada non-muslim, maka akan semakin mudah untuk berdakwah pada mereka. Karena jika mereka sudah benci pada orang Islam, maka semakin sulit untuk mengajak mereka masuk Islam, seperti yang dicontohkan Rosulullah saw dalam berdakwah)
Arnold dibabtis di gereja GPI Malang. Ia begitu lancar menyampaikan nas-nas suci bible, sehingga ia disekolahkan di universitas leiden belanda untuk menjadi pendeta. Setelah lulus Arnold diangkat menjadi pendeta dan ditugasi untuk kristenisasi umat Islam. Sebelum operasi benar-benar mulai, Arnold meneliti kehidupan orang muslim. Ternyata, ada tiga kelemahan. Pertama, banyak orang Islam yang ikut-ikutan, Islamnya hanya Islam ktp dan tidak paham tentang Islam. Kedua, sering terjadi perpecahan antar umat Islam. Ketiga, banyak umat Islam yg serakah, tamak, dan bakhil tidak mau menolong fakir miskin dan yatim piatu.
Arnold menyebut misi kristenisasi dengan sebutan ‘Operasi Simpati”, yaitu agar memperoleh simpati orang-orang Islam dengan jalan menolong fakir miskin. Dana yang diperoleh cukup besar karena bersumber dari belanda, amerika dan Australia. Yang kesulitan biaya untuk sekolah diberi beasiswa, yang sakit diberi obat-obatan, yang susah dihibur, yang lapar diberi makan, yang lemah ekonomi diberi modal, bahkan yang keluarganya mati pun ditolong dengan biaya dan pelaksanaan pemakaman.
Hasilnya sangat mengagumkan, dalam waktu singkat ia dapat memurtadkan hampir 1000 orang. Belum puas dengan hasil ini, Arnold pun membuat formula baru, yaitu mengembangkan pergaulan bebas muda-mudi ala barat. Arnold memperkenalkan VALENTINE DAY, pakaian serta kesenian barat, kebudayaan hingga olahraga yang mencuri waktu sholat hingga banyak anak-anak tidak sholat dan mengaji.
Kemudian Arnold menikahi gadis berkerudung putih dengan berpura-pura telah masuk Islam dengan surat palsu. (salah satu cara kristenisasi). Karena berbeda akidah, maka sering terjadi pertengkaran. Setiap kali Arnold marah, istrinya tak pernah melawan, yang dilakukannya yaitu langsung sholat danmembaca Al-Qur’an. Dari sinilah timbul keinginan Arnold untuk mengetahui kandungan Al-Qur’an.
Pada suatu malam, terjadi sesuatu yang aneh. Al-Qur’an ia buka. Tubuh Arnold seolah gemetar. Ketika ia buka persis pada halaman surat Ar-Rahman. Arnold terpana pada keindahan bahasa Al-Qur’an yang diulang-ulang walau kalimatnya sederhana, “Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?” Lembar demi lembar ia buka. Sampailah pada QS Maryam. Didalam surat itu, Maryam, ibunda Yesus, dikisahkan lebih terhormat, suci, luhur, dan mulia daripada kisah Maryam dalam Al Kitab.
Begitu juga dengan sifat Tuhan dalam Al-Qur’an. Tuhan itu Esa. Ini berarti tidak boleh ada alternative lain selain ALLAH SWT. Berbeda dengan alkitab yang menyatakan Tuhan itu tiga yang amat tidak logis, apalagi doktrin tuhan trinitas tersebut baru ada 325 tahun setelah Yesus diangkat ke langit. Al-Qur’an mengisahkan ALLAH itu kekal, yang membedakan antara makhluk dan Tuhan, tetapi dalam Al Kitab dikisahkan tuhan telah mati disalib dan Tuhan dikisahkan kalah berkelahi dengan Yakub. Masih banyak lagi hal-hal logis yang tidak dijumpai Arnold dalam Al Kitab yang membuat imannya mulai goyang.
Arnold mulai membeli buku-buku Islam dan belajar perbandingan agama. Arnold bertekad mencari kebenaran. Ia tidak ingin membohongi hati nurani. Banyak sekali kebenaran hakiki yang ia jumpai dalam Al-Qur’an. Semakin lama semakin tampak kejanggalan-kejanggalan alkitab. Dalam Al Kitab banyak sekali pertentangan antara ayat yang satu dan ayat yang lain. Banyak juga berkisah tentang pornografi dan mensifati Tuhan dengan sifat yang mustahil. Belum lagi Al Kitab tidak ditulis dalam bahasa Yesus. Pada akhirnya Arnold keluar dari gereja dan masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat sahadat dibimbing istrinya. Sejak itu Arnold diusir dari rumah oleh orang tua dan meninggalkan rumah dinas gereja. Untungnya Arnold sekeluarga dibantu orang-orang Islam, kemudian ia berdakwah keliling Indonesia dan diundang raja Fadh Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji. (Kisah Para Mualaf merengkuh Hidayah)