Translate

RENUNGAN MENGENAI KEMATIAN






http://sphotos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/485922_466608786743743_719920259_n.jpg
Bissmillahirrahmannirrahim..

Sahabat SEHB Sebuah Renungan untukku,untukmu dan untuk kita semua''Aku Dimakamkan Hari Ini''

Perlahan, tubuhku ditutup tanah, perlahan, semua pergi meninggalkanku,masih terdengar jelas langkah langkah terakhirmereka...aku sendirian,di tempat gelap yang tak pernah terbayang,sendiri,menunggu keputusan...

Istri,belahan hati,belahan jiwa pun pergi,Anak,yang di tubuhnya darahku mengalir,tak juga tinggal,Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,rekan bisnis atau orang-orang lain,aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih,aku pun demikian,Anakku menangis,tak kalah sedih dan aku juga,Tangan kananku menghibur mereka,kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,tetapi aku tetap sendiri,disini,menunggu perhitungan...

Menyesal sudah tak mungkin,Tobat tak lagi dianggap dan ma'af pun tak bakal didengar,aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku,(entah dari mana kekuatan itu datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),jika kau beri aku satu lagi kesempatan,jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling,memohon ma'af pada mereka,yang selama ini telah merasakan zalimku,yang selama ini sengsara karena aku,yang tertindas dalam kuasaku.yang selama ini telah aku sakiti hati nya, yang selama ini telah aku bohongi..

Aku harus kembalikan,semua harta kotor ini,yang kukumpulkan dengan wajah gembira,yang kukuras dari sumber yang tak jelas,yang kumakan, bahkan yang kutelan.Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu..

Ya ALLAH,beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta,teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka,maafkan aku ayah dan ibu,mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu,beri juga aku waktu,untuk berkumpul dengan istri dan anakku,untuk sungguh sungguh beramal soleh,Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,bersama mereka...

begitu sesal diri ini karena hari hari telah berlalu tanpa makna.
penuh kesia siaan kesenangan yg pernah kuraih dulu,tak ada artinya sama sekali mengapaku sia sia saja,waktu hidup yg hanya sekali itu andai ku bisa putar ulang waktu itu...

Aku dimakamkan hari ini,dan semua menjadi tak terma'afkan,dan semua menjadi terlambat,dan aku harus sendiri,untuk waktu yang tak terbayangkan...

Sebuah renungan untukku,untukmu,untuk kita semua.Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci..

KEUTAMAAN MENJAGA SHALAT


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Soraya Khoirunnisa Halim

Suatu ketika Abu Thalhah ra shalat di kebunnya. Tiba-tiba seekor burung terbang di antara pepohonan. Burung itu terbang kesana kemari. Lalu masuk ke dalam rerimbunan daun yang lebat dan terjebak disana. 

Melihat hal ini perhatian Abu Thalhah ra terarah pada tingkah laku burung tersebut sehingga ia lupa jumlah rakaat yang telah ia lakukan. Ia sangat kesal atas hal ini. Ia sadar karena kebunnyalah ia menjadi lalai dalam shalatnya. Dan bagi Abu Thalhah itu merupakan musibah baginya.

Seusai shalat, ia langsung menjumpai Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan semua kejadian tersebut. Lalu ia berkata, “ Ya Rasulullah, kebunku ini telah menyebabkan saya lalai dalam shalat. Oleh karena itu saya sedekahkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah sekehendakmu.”

Peristiwa semacam ini juga pernah terjadi pada masa Khalifah Ustman ra. Ketika seorang anshar sedang shalat di kebun kurmanya, matanya terus memandang ke arah kurma yang sedang berbuah lebat. Hatinya senang karena panennya akan bagus. Perhatiannya kepada kurma tersebut menyebabkan ia lupa jumlah rakaat yang telah dilakukannya. 
Hatinya menjadi sedih. Ia sadar bahwa karena kebunnyalah ia ditimpa musibah dalam shalatnya.

Ia segera menemui Khalifah Ustman ra. dan berkata, “Ya Amirul Mu’minin, saya infakkan kebun ini fi sabilillah. Gunakan sekehendakmu.” Kebun itu akhirnya dijual seharga 50 ribu dirham, dan hasilnya digunakan fi sabilillah. ( Himpunan Fadhilah Amal : 70)

Sungguh luar biasa para sahabat menjaga kualitas shalat mereka. Hal ini dikarenakan kesadaran yang sempurna akan hakikat shalat. Begitu pentingnya shalat sehingga shalat disebutkan pada urutan kedua setelah iman.

Mari kita mengingat hadis Nabi saw dari Abu Hurairah ra, “Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika baik shalatnya maka ia akan beruntung dan selamat. Dan jika buruk shalatnya maka ia akan merugi. Jika ditemui ada kekurangan pada shalat fardhunya maka Rabb (Allah SWT) akan berkata (kepada malaikat), ”Lihatlah apakah hambaKu memiliki amalan shalat sunah?” Maka kekurangan shalat fardhu akan disempurnakan dengan shalat-shalat sunah. Kemudian amal-amal lainnya akan dihisab seperti itu. (Tirmidzi)

Coba perhatikan shalat kita. Tidak terhitung berapa kali kita lupa rakaat dalam shalat. Alih-alih bersedih dengan “lupa rakaat” shalat, seringkali kita justru menunda shalat karena urusan dunia. Atau bahkan meninggalkan shalat. Astaghfirullahal ‘adzim. Kita merasa terlalu sibuk sehingga shalat kita terabaikan. Padahal shalatlah yang pertama kali akan dihitung pada hari kiamat.

Dalam konteks berharganya shalat, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barang siapa yang terlepas satu shalatnya, seolah-olah ia telah kehilangan seluruh keluarga dan hartanya. (Ibnu Hibban-At Targhib).  

Kedua kisah diatas selayaknya menyentil hati kita. Mari memperbaiki Shalat. Sholat tidak lagi dikerjakan ketika ”sempat”. Melainkan menjadi amalan utama yang harus paling kita perhatikan.

Bagi yang sudah menjalankan shalat lima waktu, mari kita perbaiki lagi dengan menjaga shalat di awal waktu. Kemudian kita tingkatkan lagi dengan shalat sunah dan amalan ibadah lain. 

Dengan demikian peran shalat dalam mencegah kemunkaran dapat menjadi nyata dalam kehidupan kita. “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar.” (QS. Al-Ankabut : 45) Dalam skala yang lebih luas, Shalat dapat memperbaiki moral bangsa yang kian terpuruk. Wallahua’lam

BALASAN DOSA ZINA DI DUNIA DAN AKHERAT