An nikaahu miftahur rizqi, nikah itu kuncinya rizki”. Begitulah perkataan seorang Ustadz kepada kami mengutip salah satu hadits Nabi Muhammad saw. Banyak keterangan dalam Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan bahwa nikah itu salah satu hikmah dan manfaatnya adalah membuka pintu rizki lebih lebar.
Hal ini sangat logis sekali karena sebelum menikah rizki yang kita terima adalah rizki yang diperuntukkan untuk diri kita seorang. Kita mendapatkan jatah rizki untuk diri kita, walaupun di dalamnya masih terkandung hak orang lain yang harus kita keluarkan. Namun setelah menikah, Alloh swt menitipkan rizki untuk anak dan istri kita yang otomatis membuat rizki kita bertambah banyak.
Namun begitu, tidak jarang di dunia ini kita temui orang yang hidupnya susah walaupun telah menikah. Begitu ia menikah malah kehilangan pekerjaan. Mungkin juga ada yang tidak mempunyai anak karena rizki berupa anak dicabut oleh Alloh. Ada lagi orang yang anak punya, pekerjaan punya, tetapi pernikahannya seumur jagung karena rizki yang berupa keluarga sakinah mawaddah warohmah dicabut oleh Alloh.
Mengapa bisa terjadi demikian..? Salah satu penyebab utamanya adalah sebelum menikah ia melakukan perbuatan zina. Lalu ada seseorang yang bertanya, ‘Ustadz, memangnya hubungannya apa, antara orang yang berbuat zina dengan tidak mendapatkan rizki..?’. Kemudian sang Ustadz menjelaskan :
1. An nikaahu miftahur rizqi, nikah itu kuncinya rizki. Kemaluan laki-laki adalah kunci, sedangkan kemaluan wanita ibarat pintu. Apabila seseorang menggunakan kemaluannya bukan kepada istrinya, berarti ia sama dengan menggunakan kunci bukan pada pintunya. Yah, kalau mau kita coba, yang terjadi kemudian adalah kunci itu patah. Maka ketika orang melakukan zina, maka ia sesungguhnya telah mematahkan kunci rizkinya sendiri. Dan menjadi hak Alloh swt memberikan hukuman apa untuk pelaku zina. Seperti yang disebutkan di atas, ada orang yang tidak mendapatkan pekerjaan, ada orang yang tidak punya keturunan, ada yang tidak diberi ketenangan, ada juga orang yang semuanya punya kecuali satu, kesehatan.
2. Orang yang telah melakukan perbuatan zina, diibaratkan dikalungkan dengan kalung yang namanya kesusahan. Hidupnya akan terus menerus mengalami kesusahan sampai ia mau bertobat.
‘Ustadz, kalau begitu mendekati zina tidak apa-apa dong. Pegangan tangan gpp dong..’ Tiba-tiba ada jamaah yang berprofesi sebagai pengusaha bertanya demikian. Ustadz itu menjawab, ‘Mas, mungkin kunci tidak akan patah karena kita gak berzina. Tetapi tidak menutup kemungkinan kan, kuncinya jadi terkikis aus sehingga susah untuk dipaki membuka pintu..?’ Beliau melanjutkan, ‘Analoginya begini. Anda punya tagihan setiap bulan 30 bon. Minggu pertama anda boncengin perempuan di mobil anda, lalu anda pegang-pegang tangannya maka bon anda berkurang jadi 25, 5 yang tidak tertagih. Minggu depan anda cium tuh perempuan yang bukan muhrim anda, itu 10 bon hilang. Minggu depannya lagi anda kemudian meningkatkan ilmu anda maka 20 bon hilang. Begitu anda ngamar, tetapi tidak berzina itu 25 bon hilang. Begitu anda berzina, toko anda yang tutup.’
Masya Alloh, begitu besar dampak negatif yang ditimbulkan dari perbuatan zina, bahkan sekedar mendekatinya saja. Mudah-mudahan kita semua diberi kekuatan untuk terhindar dari yang demikian. amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar