Dalam Al-Qur’an ada beberapa doa yang dipanjatkan oleh hamba-hamba Allah yang shalih agar dikaruniakan dzurriyah tayyibah yang menjadi qurrata a’yun. Dari doa mereka tersebut, Allah berkenan mengabulkan dan mengaruniakan keturunan yang shalih. Apalah artinya seorang anak, jika akhirnya ia menjadi musuh Allah. Memang di masa kecilnya ia menjadi permata, namun ketika sudah besar ia menjadi bencana.
1. Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh,” (QS. Ash-Shafat: 100).
Anak shalih yang dimohon Ibrahim dalam doanya adalah anak yang taat kepada Allah sebagai ganti dari kaumnya yang dia tinggalkan karena sudah tak bisa lagi diharapkan akan beriman. Kemudian Allah karuniakan seorang ghulaam haliim (seorang anak yang amat sabar), yaitu Ismail ‘alaihis salam. Dialah anak pertama Nabi Ibrahim berdasarkan kesepakan kaum muslimin, bahkan disepakati juga oleh Ahlul kitab.
Anak shalih yang dimohon Ibrahim dalam doanya adalah anak yang taat kepada Allah sebagai ganti dari kaumnya yang dia tinggalkan karena sudah tak bisa lagi diharapkan akan beriman.
2. Doa Nabi Zakaria ‘alaihis salam
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa,” (QS. Ali Imran: 38).
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Zakaria setelah melihat kondisi Maryam yang mengabdikan dirinya di Mihrab hanya untuk Ibadah kepada Allah. “Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: ‘Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?’ Maryam menjawab: ‘Makanan itu dari sisi Allah’. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (QS. Ali Imran: 37)
Setelah Nabi Zakaria melihat karunia Allah atas Maryam berupa makanan dan buah-buahan musim dingin pada musim panas dan buah-buahan musim panas pada musim dingin tanpa usaha dan bekerja, maka dia pun berharap, bermunajat, dan berdoa kepada Allah agar dikaruniakan anak, walaupun usianya sudah tua sementara istrinya sudah tua dan mandul. Namun demikian dia tidak berputus asa dan berdoa dengan doa di atas.
Dzurriyah Thayyibah maknanya adalah anak yang shalih, berakhlak, dan beradab agar sempurna nikmat dien dan dunianya.
Kemudian Allah mengabulkan doanya dengan kelahiran Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang shaleh.
3. Doa ‘ibadur rahman (hamba-hamba Allah yang shalih)
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,” (QS. Al-Furqan: 74).
Istri dan keturunan yang menjadi qurrata a’yun (penyenang hati), adalah yang senantiasa taat kepada Allah dan beribadah kepada-Nya semata, Dzat yang tiada sekutu bagi-Nya.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah memaknakan “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),” adalah yang taat kepada Allah, karena tiada sesuatu yang lebih membuat senang pandangan seorang mukmin dari pada melihat orang yang dicintainya dalam ketaatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar